Senin, 18 April 2011

APA ITU LAPORAN ?

1.Pengertian Laporan
Laporan merupakan hal yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian laporan menurut F X Soedjadi mendefinisikan sebagai berikut:
- Suatu bentuk penyampaian berita,keterangan, pemberitahuan ataupun pertanggung-jawaban baik secara lisan maupun tulisan dari bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang ( authority ) dan tanggung jawab ( responsibility ) yang ada antara mereka.
- Salah satu cara pelaksanaan komunikasi dri pihak yang satu kepada pihak yang lain.

2. Dasar-Dasar Pembuatan Laporan
a. Jelas
Kejelasan suatu laporan diperlukan baik kejelasan dalam pemakaian bahasa, istilah, maupun kata-kata harus yang mudah dicerna, dipahami dan dimengerti bagi si pembaca. Kejelasan suatu laporantersebut tentu saja didukung oleh penguasaan materi laporan dari si pemberi laporan sehingga dengan adanya jaminan bahwa si pembuat laporan menguasai materinya merupakan jaminan kejelasan suatu laporan di samping hal-hal tersebut di atas.
b. Sasaran Permasalahan
Caranya dengan jalan menghindarkan pemakaian kata-kata yang membingungkan atau tidak muluk-muluk, demikian juga dalam hal penyusunan kata-kata maupun kalimat harus yang jelas, singkat jangan sampai melantur kemana-mana dan bertele-tele yang membuat si pembaca laporan semakin bingung dan tidak mengerti.
c. Lengkap
Kelengkapan tersebut menyangkut :
- Permasalahan yang dibahas harus sudah terselesaikan semua sehingga tidak menimbulkan tanda tanya.
- Pembahasan urutan permasalahan harus sesuai dengan prioritas penting tidaknya permasalahan diselesaikan atau dengan kata lain masalah yang sangat penting diutamakan pembahasannya baru masalah-masalah yang timbul dalam pembahasan sampingan seyogyanya juga dibahas. Sehingga laporan menjadi lengkap dan mantap karena sudah mencakup segala segi yang didukung dengan data-data statistik yang jelas dan lengkap.
d. Tepat waktu dan cermat
Tepat waktu sangat diperlukan dalam penyampaian laporan kepada pihak-pihak yang membutuhkan karena pihak yang membutuhkan laporan untuk menghadapi masalah-masalah yang bersifat mendadak membutuhkan pembuatan laporan yang bisa diusahakan secepat-cepatnya dibuat dan disampaikan.
e. Tetap
Laporan yang didukung data-data yang bersifat tetap dalam arti selalu akurat dan tidak berubah-ubah sesuai dengan perubahan waktu dan keadaan akan membuat suatu laporan lebih dapat dipercaya dan diterima.
Keterangan-keterangan dalam menyampaikan laporan tidak boleh saling bertentangan satu sama lain.
f. Objektif dan Faktual
Pembuatan laporan harus berdasarkan fakta-fakta yang bisa dibuktikan kebenarannya maupun dibuat secara objektif.
g. Harus ada proses timbal balik
- Laporan yang baik harus bisa dipahami dan dimengerti sehingga menimbulkan gairah dan minat si pembaca.
- Jika si pembaca memberikan respon berarti menunjukkan adanya proses timbal balik yang bisa memanfaatkan secara pemberi laporan maupun si pembaca laporan.

3. Jenis-Jenis Laporan
Jenis-jenis laporan dapat ditentukan berdasarkan sifat & kandungan laporan itu.
a. Laporan Lisan.
- Laporan Berita
- Laporan Langsung
b. Laporan Tertulis.
- Laporan Tahunan
Adalah laporan yang disediakan oleh sesebuah persatuan, organisasi, syarikat atau institusi yang bertujuan agar menyediakan perancangan yang lebih baik untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi pada masa akan datang. Biasanya laporan ini dibuat setahun sekali dan disampaikan mengikut urutan tahun.
- Laporan Khas
Adalah laporan yang bertujuan untuk mendapatkan maklumat yang pantas, tepat dan jelas. Laporan ini berguna kepada organisasi agar masyarakat mendapatkan gambaran sebenar sesuatu peristiwa.
- Laporan Prestasi
Adalah laporan yang mengandung penjelasan tentang tugas yang telah selesai dan kejayaan yang dicapai oleh sebuah syarikat atau organisasi.
- Laporan Penilaian
Adalah laporan yang menyatakan mutu, nilai, keadaan atau sifat sesuatu yang menjadi fokus penilaian. Matlamat akhir laporan penilaian adalah memberi maklumat kepada pihak tertentu untuk membuat keputusan atau hanya sebagai makluman.
- Laporan Sulit
Adalah laporan yang mengandung maklumat tentang latar belakang individu dimana maklumat tersebut harus tepat. Selain itu untuk membantu sesuatu pihak membuat keputusan terhadap permohonan seseorang calon.
- Laporan Kajian
Adalah laporan yang dilakukan oleh sesuatu ketua atau lembaga yang dipertanggung-jawabkan untuk mengkaji sesuatu isu, kejadian, dasar dll. Hasil kajian dituangkan dalam bentuk laporan dan disampaikan kepada pihak tertentu untuk tindakan selanjutnya. Tidak bersifat fiksi.
- Laporan Kunjungan
Adalah laporan yang bertujuan mencatat peristiwa yang berlaku selama kunjungan itu berlangsung. Dilaporkan mengikut perkembangan peristiwa, Tepat dan mudah dipahami.
- Laporan Aktifitas
Adalah laporan yang bertujuan untuk Merakamkan atau memaklumkan sesuatu. Laporan ini ditulis mengikut format tertentu dan disediakan oleh sekretaris asosiasi.

4. Penyusunan Laporan
Pada dasarnya kerangka laporan mencakup empat bagian pokok, yaitu :
  1. Pendahuluan
Dengan melihat isi pendahuluan pembaca bisa mengetahui:
- Maksud dan tujuan pembuatan laporan
- Masalah yang akan dibahas
- Batasan masalah
- Sistematika penulisan laporan
- Pendekatan penyelesaian yang digunakan
  1. Tubuh Laporan
Pada bagian ini terdiri dari:
- Permasalahan
- Batasan Masalah
- Hipotesa
- Latar Belakang Teori
  1. Penutup
Pada bagian ini terdiri dari:
- Kesimpulan
- Saran



Sumber :
http://wikipedia.com
http://www.google.com

Jumat, 01 April 2011

Pengumpulan Data Penelitian


 Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi:
a)      Data Primer: Data yang diusahakan/didapat oleh peneliti
b)      Data Sekunder: Data yang didapat dari orang/instansi lain
Data Sekunder cenderung siap “pakai”, artinya siap diolah dan dianalisis oleh penelitian.
Contoh Instansi penyedia data:
• Biro Pusat Statistik (BPS)
• Bank Indonesia
• Badan Meteorologi dan Geofisika
• dll.

Pengumpulan data primer membutuhkan perancangan alat dan metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data penelitian:
a. Observasi
b. Wawancara
c. Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
d. Pengukuran Fisik
e. Percobaan Laboratorium

Semua metode mensyaratkan pencatatan yang detail, lengkap, teliti dan jelas
Untuk mencapai kelengkapan, ketelitian dan kejelasan data, pencatatan data harus dilengkapi dengan:
• Nama pengumpul data
• Tanggal dan waktu pengumpulan data
• Lokasi pengumpulan data
• Keterangan-keterangan tambahan data/istilah/responden

Responden: orang yang menjadi sumber data
Semua butir (item) yang ditanyakan dalam semua metode pengumpulan data haruslah sejalan dengan rumusan masalah dan/atau hipotesis penelitian
Karenanya diperlukan proses Dekomposisi variabel penelitian menjadi sub-variabel, dimensi dan butir penelitian merupakan pekerjaan yang harus dilakukan dengan hati-hati
Proses dekomposisi ini juga memudahkan proses pengukuran dan pengumpulan data
Proses dekomposisi ini dikenal sebagai proses operasionalisasi variabel penelitian Variabel Dimensi Butir (Item) Pengukuran
Observasi, Wawancara, Pengukuran Fisik dan Percobaan Laboratorium
Observasi atau pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa)
Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik kemudian dituliskan sebagai skrip
Wawancara terbagi menjadi:
a. Wawancara tidak terstruktur
b. Wawancara terstruktur
Wawancara tidak terstruktur
• Merupakan langkah persiapan wawancara terstruktur
• Pertanyaan yang diajukan merupakan upaya mengali isu awal
• Sifat pertanyaan spontan

Wawancara terstruktur
• Pertanyaan sudah disiapkan, karena sudah dirancang data/informasi apa yang dibutuhkan

Jenis Wawancara:
a. Wawancara langsung (face to face)
b. Wawancara tidak langsung: misalnya dengan telepon atau internet (on-line)
Bias dalam wawancara: kesenjangan antara informasi/data yang dinginkan oleh peneliti dengan informasi/data yang diberikan oleh responden
Bias dalam wawancara harus diminimalkan
Sumber bias dalam wawancara:
a. Pewawancara
b. Responden
c. Situasi saat wawancara
Bias dari Pewawancara
• Tidak terjadi saling percaya antara responden dengan pewawancara
• Kekeliruan penafsiran pertanyaan: hal ini terutama terjadi jika wawancara dilakukan oleh beberapa orang dalam suatu tim/kelompok pewawancara
• Secara tidak sengaja atau disadari pewawancara mendorong atau mencegah responden menjawab ke suatu arah jawaban tertentu

Bias dari Responden
• Responden tidak jujur menjawab
• Responden sebenarnya tidak memahami isi pertanyaan tetapi enggan bertanya atau melakukan klarifikasi
Bias dari Situasi
• Waktu wawancara tidak tepat, misalnya ketika responden sedang bekerja atau sedang lelah sehingga enggan menjawab pertanyaan

Sumber bias diperhatikan agar wawancara berjalan efisien dan efektif
Teknik Bertanya:
• Funneling:

Mulai dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka (open-ended questons)
Funneling adalah transisi dari tema yang luas ke tema yang lebih sempit
• Pertanyaan yang tidak bias

Pertanyaan harus jelas dan tidak mengandung interpretasi ganda (ambigous)
• Menjelaskan pertanyaan sejelas-jelasnya

Jika ada keraguan responden, pewawancara dapat menjelaskan pertanyaan sekali lagi
Mengajukan pertanyaan sekali lagi dalam bahasa yang lebih sederhana
Memastikan jawaban responden dengan mengajukan pernyataan sekali lagi
• Membantu responden menyatakan pendapatnya

Jika responden kesulitan mengungkapkan pendapatnya, pewawancara dapat membantu dengan mengutarakan istilah yang tepat
• Membuat Catatan atau Rekaman

Wawancara dicatat dan direkam dengan seijin atau sepengetahuan responden
• Menggunakan bahasa atau istilah yang sesuai dengan kondisi (misalnya: pendidikan) responden
Bila responden enggan menjawab pertanyaan, karena merasa pertanyaan bersifat pribadi atau sensitif, pewawancara dapat mengubah pertanyaan dengan istilah lain
Misalnya: Pendapatan diganti dengan pengeluaran

Pengukuran Fisik
• Alat ukur harus dikalibrasi sebelum mulai melakukan pengukuran
• Alat ukur harus memenuhi standar penelitian
• Alat ukur harus mudah dijalankan dan dikendalikan
• Pengukuran memperhatikan kondisi yang disyaratkan dalam perumusan masalah (misalnya: suhu atau tekanan)

Perancangan Percobaan dan Penelitian dalam Laboratorium
• Sebelum melakukan percobaan laboratoium, dilakukan perancangan percobaan
• Dalam proses perancangan percobaan, unit penelitian dan perlakuan yang akan dikenakan pada setiap unit penelitian direncanakan

Perancangan percobaan (experiment design) sangat diperlukan pada penelitian yang dilakukan dalam laboratorium
Laboratorium tidak hanya mengacu pada ruangan laboratorium (biologi, kimia, fisika, kedokteran atau ilmu rekayas) tapi pada setiap ruang termasuk lapangan yang setiap faktornya dapat dikendalikan
Sebelum melakukan penelitian-penelitian biologi, kimia, fisika dan rekayasa yang dilakukan dalam laboratorium, umumnya peneliti merancang unit percobaan yang akan dilakukan
Dalam penelitian biologi, kimia, fisika dan rekayasa memungkinkan untuk memilih obyek penelitian dan mengusahakan kondisi penelitian (misalnya suhu, konsentrasi zat kimia, tekanan, media) yang homogen, sesuatu yang amat sulit dilakukan pada penelitian-penelitian sosial (ekonomi, psikologi, sosiologi)
Dasar perhitungan semua jenis Perancangan Percobaan adalah Analisis Varians (Analysis of Variance) suatu bidang kajian dalam Statistika

3. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden
Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui secara pasti data/informasi apa yang dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan tersebut diukur
Sekali lagi penting melakukan dekomposisi variabel penelitian menjadi dimensi dan butir penelitian dengan hati-hati
Contoh Pembetukan Butir Kuesioner Variabel
Dimensi
Item
Gaya kepemimpinan Manajemen
Penggambaran Tujuan Perusahaan
Manajemen memberikan gambaran jelas tentang tujuan perusahaan yang akan dicapai dalam suatu selang waktu
Penjelasan tujuan perusahaan disampaikan dalam bentuk apa?
Semua pegawai mengetahui tujuan-tujuan yang harus dicapai perusahaan dalam suatu selang waktu
-dst-
-dst-
-dst-




sumber ;
www.google.com
wikipedia.com