Sebuah penelitian pernah membuktikan, orang jangkung lebih disukai untuk tampil sebagai pemimpin. Sedangkan menurut riset terbaru, pemimpin memang memiliki kecenderungan untuk merasa lebih jangkung dari tinggi badan yang sebenarnya.
Kecenderungan ini disebabkan oleh perbedaan perspektif tinggi badan, seperti yang teramati dalam 3 eksperimen di Washington University. Dalam eksperimen tersebut, orang yang dominan terbukti memiliki persepsi tinggi badan yang berbeda dengan orang pada umumnya.
Misalnya pada eksperimen pertama, sejumlah partisipan diminta membandingkan selisih tinggi badannya dengan panjang sebuat tiang. Partisipan yang punya riwayat kepemimpinan cenderung menyebutkan selisih lebih banyak dari tiang yang sebenarnya lebih pendek.
Sementara pada eksperimen kedua, para partisipan diminta menyebutkan tinggi badannya dalam sebuah kuisioner. Karena biasanya orang selalu hafal tinggi badannya dengan pasti, maka dalam eksperimen ini kecenderungan tentang persepsi tinggi badan tidak terlalu berbeda.
Namun dalam eksperimen terakhir, perbedaan itu kembali muncul. Saat dimminta untuk memilih avatar atau gambar kartun yang dianggap mewakili kepribadiannya, partisipan yang punya riwayat kepemimpinan cenderung memilih avatar yang jangkung atau tinggi besar.
"Pengalaman psikologis yang terkait kekuasaan bisa membuat seseorang merasa lebih jangkung dari pengukuran obyektif yang sebenarnya," kata Prof Michelle Duguid yang memimpin peneltiian tersebut seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (4/1/2012).
Perbedaan persepsi tinggi badan ini bisa dimanfaatkan lebih luas antara lain di lingkungan tempat kerja. Tidak ada salahnya menempatkan ruang para pimpinan di tempat yang lebih tinggi misalnya di lantai atas, karena menurut penelitian ini pemimpin cenderung terobsesi dengan ketinggian.
sumber : http://forum.detikhealth.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar